Mekanisme Penyerapan Karbohidrat
Proses pencernaan pati (starch) secara sempurna dimulai di lambung yang selanjutnya akan
diserap melalui pompa mekanisme yang membutuhkan energi dan perlu bantuan
“Carrier” (Tranporting Agents). Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan
karbohidrat, yaitu:
1. Hormon
insulin akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti juga
mempertinggi penyerapan glukosa dalam jaringan, akibatnya akan mempercepat
perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.
2. Tiamin (Vitamin B1), Piridoksin, Asam panthotenat, hormon
tiroksin berperan besar di dalam
penyerapan dan metabolisme karbohidrat.
Karbohidrat
diserap dalam usus halus dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, fruktosa,
dan galaktosa. Proses pemecahan karbohidrat dimulai di dalam mulut. Saat
makanan dikunyah, kelenjar saliva, terutama kelenjar parotis, mengsekresikan
enzim ptialin yang dapat
menghidrolisis pati menjadi disakarida (maltosa dan isomaltosa). Akan tetapi
makanan yang tertinggal didalam mulut hanya dalam waktu singkat, dan mungkin
tidak lebih dari 3%-5% dari semua pati yang dimakan akan dihidrolisis menjadi
maltosa dan isomaltosa pada waktu makanan ditelan. Sisanya hanya diubah menjadi
senyawa antara yaitu dekstrin.
Walaupun
makanan tidak tinggal di mulut dalam waktu yang cukup bagi ptialin untuk
menyelesaikan pemecahan pati menjadi maltosa. Kerja ptialin terus berlangsung
selama 15-30 menit setelah makanan masuk ke dalam lambung, yaitu sampai isi
fundus dicampur dengan sekret lambung. Kemudian aktivitas ptialin dihambat oleh
asam dari sekret lambung. Ptialin pada hakekatnya tidak aktif sebagai enzim
bila pH medium turun kira-kira dibawah 4,0. Walaupun demikian, sebelum makanan
bercampur sempurna dengan sekret lambung, kurang lebih sebanyak 30%- 40 % pati
telah diubah menjadi maltosa dan isomaltosa. Asam getah lambung, dalam arti
sempit dapat menghidrolisis pati dan disakarida. Akan tetapi, secara
kuantitatif reaksi ini terjadi sangat sedikit sehingga biasanya dianggap
merupakan efek yang penting.
Makanan
yang telah dicerna di dalam lambung disebut chyme. Chyme memasuki usus halus
melalui sphincter pilorus. Pencernaan dilanjutkan di dalam usus halus
oleh amilase pankreas. Sekret
pankreas, seperti saliva, mengandung
α-amilase
dalam jumlah besar yang hampir identik dengan fungsinya dengan α-amilase saliva dan mampu memecahkan pati
menjadi maltosa dan isomaltosa. Oleh karena itu, segera
setelah kimus dikosongkan dari lambung masuk duodenum dan bercampur dengan
getah pankreas. Pati yang belum dipecahkan akan dicerna oleh amilase. Pada
umumnya, pati hampir seluruhnya diubah menjadi maltosa dan isomaltosa sebelum
mereka masuk ke jejunum.
Sel epitel
yang membatasi usus halus mengandung empat enzim yaitu laktase, sukrase,
maltase, dan isomaltase, yang masing-masing mampu memecahkan disakarida
laktosa, sukrosa, maltosa, dan isomaltosa menjadi unsur-unsur monosakaridanya.
Enzim-enzim ini terletak pada brush
border (sel yang membatasi lumen usus halus). Disakarida dicerna menjadi
monosakarida pada waktu berhubungan dengan brush
border tersebut. Monosakarida glukosa, galaktosa dan fruktosa kemudian
diabsorpsi melalui sel-sel epitel usus halus dan diangkut oleh sistem sirkulasi
darah melalui vena porta. Bila konsentrasi monosakarida di dalam usus halus
atau mukosa sel cukup tinggi, absorpsi dilakukan secara pasif atau fasilitatif.
Bila konsentrasi turun, absorpsi dilakukan secara aktif melawan gradien
konsentrasi dengan menggunakan energi dari ATP dan ion natrium.
Di hati, fruktosa dan galaktosa akan diubah
menjadi glukosa karena tubuh hanya bisa memanfaatkan energi dari karbohidrat
dalam bentuk glukosa. Dari hati ini, glukosa akan dikirim ke seluruh jaringan
tubuh menurut kebutuhan. Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati sebagai
cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini terbatas,
kelebihan karbohidrat akan diubah menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan
adiposa.
Laktosa
dipecahkan menjadi satu molekul galaktosa dan satu molekul glukosa. Sukrosa
dipecahkan menjadi satu molekul fruktosa dan satu molekul glukosa. Maltosa dan
isomaltosa masing-masing pecah menjadi dua molekul glukosa. Jadi, hasil akhir
pencernaan karbohidrat yang diabsorpsi ke dalam darah semua berupa
monosakarida.
Kadar
glukosa darah akan naik dalam jangka waktu ± 30 menit setelah makan dan secara
perlahan kembali ke kadar gula normal (70-100 mg/100 ml) dalam waktu 90-180
menit. Kadar gula darah maksimal dan kecepatan untuk kembali pada kadar normal
bergantung pada jenis makanan.
0 komentar:
Posting Komentar