A.PENGERTIAN
Stenosis spinal adalah kondisi di mana terjadi
penyempitan di bagian celah terbuka pada tulang belakang. Kondisi ini
menyebabkan sumsum tulang belakang yang berisi saraf tertekan.
Tiga dari empat kasus stenosis spinal
terjadi pada tulang belakang bagian bawah. Mayoritas penyempitan pada tulang
belakang menyebabkan rasa nyeri pada bagian belakang kaki.
B.GEJALA
Kebanyakan penderita mengetahui jika
dirinya terkena stenosis spinal setelah melakukan uji pencitraan. Gejala adalah
sesuatu yang dirasakan dan diceritakan oleh penderita. Beberapa gejala umum
stenosis spinal adalah rasa nyeri pada kaki dan pada punggung bagian bawah.
Berdasarkan area penyempitannya,
stenosis spinal terdiri dari dua jenis yang menimbulkan gejala berbeda yaitu:
·
Pada bagian bawah (lumbar), dapat
menimbulkan kram pada kaki saat berdiri dalam waktu lama atau berjalan. Kram
tersebut akan hilang saat Anda membungkukkan badan ke depan atau duduk.
·
Pada leher (cervical), bisa
menyebabkan lemas atau sensasi menggelitik pada betis, kaki, lengan atau
tangan, serta mati rasa. Beberapa penderita juga merasakan gangguan berjalan
dan keseimbangan. Saraf kandung kemih juga terganggu dan bisa mengakibatkan
inkontinensia urine (ketidakmampuan menahan urine).
C.PENYEBAB
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan
seseorang mengalami stenosis spinal, yaitu:
·
Arthritis. Dua jenis arthritis yang bisa
memengaruhi tulang belakang adalah osteoarthritis dan rheumatoid arthritis.
·
Cedera tulang belakang. Kecelakaan
lalu lintas atau trauma mayor lainnya dapat menyebabkan terjadinya patah tulang
belakang. Pecahan tulang dapat masuk ke saluran spinal, dimana terdapat
saraf-saraf. Pembengkakan yang terjadi pada area dan setelah pembedahan tulang
belakang bisa menekan saraf tulang belakang.
·
Rusaknya bantalan tulang belakang, kondisi
ini biasanya disebabkan oleh faktor usia. Dari retakan bantalan ini, material
lembut keluar dan bisa menekan saraf tulang belakang.
·
Ketidakstabilan dan pergeseran tulang belakang ke arah
depan, bisa membuat kanal tulang belakang lebih sempit.
·
Tumor, yang bisa tumbuh di celah antara
sumsum tulang dan tulang belakang, di membran yang melapisi saraf tulang
belakang, atau di dalam sumsum tulang belakang itu sendiri.
·
Menebalnya ligamen. Saraf kuat yang menahan tulang
belakang bisa menjadi kaku dan tebal. Ligamen yang menebal ini bisa menonjol ke
arah kanal tulang belakang.
·
Genetis. Jika kanal tulang belakang terlalu
kecil saat lahir, gejala-gejala stenosis spinal bisa muncul pada usia muda.
D. DIAGNOSA
Stenosis spinal cukup sulit didiagnosis,
karena memiliki gejala yang sama dengan kondisi para lansia. Biasanya pengidap
stenosis spinal justru tidak pernah menderita gangguan ataupun cedera pada
punggungnya.
Untuk mendiagnosis stenosis spinal,
penderita harus menjalani uji pencitraan. Beberapa jenis uji pencitraan
tersebut adalah:
·
CT myelogram. Uji pencitraan ini bisa
memperlihatkan rusaknya bantalan tulang, taji pada tulang, dan tumor.
·
Sinar-X. Sinar-X dapat memperlihatkan
perubahan struktur tulang yang bisa mempersempit celah kosong di kanal tulang
belakang.
·
MRI. Selain perubahan struktur tulang,
MRI juga dapat memperlihatkan tekanan pada saraf tulang belakang, kerusakan
pada ligamen, dan bantalan tulang.
E.PENGOBATAN DAN KOMPLIKASI
Ada beberapa cara yang bisa dtempuh
untuk menangani stenosis spinal yaitu:
·
Pembedahan, untuk menurunkan tekanan pada
saraf tulang belakang adalah dengan menciptakan celah kosong di antara kanal
tulang belakang.
·
Mengubah postur tubuh. Dengan
membungkukkan tubuh ke depan atau duduk dengan dada menempel di paha mampu
meredakan gejala-gejala yang dirasakan penderita.
·
Obat-obatan. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
ditimbulkan stenosis spinal, dokter biasanya meresepkan relaksan otot,
antidepresan, anti-kejang, opioid, dan anti inflamasi non-steroid (OAINS).
·
Steroid. Injeksi steroid bisa mengurangi
pembengkakan serabut saraf yang terjepit, serta bisa menurunkan tekanan.
·
Terapi. Prosedur ini berfungsi untuk
meningkatkan kekuatan dan daya tahan, meningkatkan keseimbangan, serta
mempertahankan fleksibilitas dan stabilitas tulang belakang.
Jika tidak segera ditangani, penderita
stenosis spinal bisa terkena beberapa komplikasi secara permanen. Beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi adalah:
·
Kelumpuhan.
·
Inkontinensia urine.
·
Mati rasa permanen.
·
Gangguan keseimbangan.
·
Lemas terus menerus.
0 komentar:
Posting Komentar